Scopophobia adalah istilah umum untuk gangguan mental ketika seseorang merasa tidak nyaman di depan orang, terutama orang lain yang sangat dekat dengannya.
Ini bisa menjadi tanda penyakit psikologis yang serius, seperti kecemasan, atau ekspresi rasa malu yang ekstrem. Ini disebabkan oleh rasa takut diteliti atau dievaluasi secara negatif oleh orang lain. Kecemasan ini memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara.
Skopofobia dapat mencakup kecemasan yang sangat parah. Orang yang menderita fobia jenis ini mungkin terlalu khawatir untuk dikritik. Beberapa cakupan mungkin menakut-nakuti seseorang hingga dia merasa ingin muntah. Orang dengan kondisi seperti ini tidak akan keluar kamar sampai ditinggal sendirian, sehingga tidak punya pilihan selain tetap di rumah atau di kamar. Orang yang menderita kondisi ini sering merasa ingin melarikan diri dari orang lain karena mereka tidak ingin orang lain melihatnya. Saat Anda pergi keluar, hal pertama yang Anda lakukan adalah melihat-lihat, dan jika Anda melihat ada orang asing, Anda secara otomatis akan mulai berpikir untuk pergi.
Scopophobia juga dapat menyebabkan gejala fisik. Orang dengan kondisi seperti ini cenderung merasa seolah-olah akan muntah atau gemetar atau berkeringat dingin. Penderita harus tetap berada di dalam rumah karena takut kehabisan dan masuk angin, yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang secara serius. Gejala umum lainnya adalah ketika orang tersebut akan mengalami keringat berlebih.
Dalam beberapa kasus yang parah, pasien yang menderita skopofobia dapat kehilangan kemampuan untuk duduk. Postur mereka begitu kaku sehingga mereka merasa tidak bisa bangun. Mereka juga akan menghindari aktivitas sosial.
Terkadang, seseorang yang menderita kondisi ini sebenarnya mengalami depresi atau memiliki kondisi medis yang serius. Dia mungkin mengalami gangguan kecemasan atau gangguan bipolar, di antara kondisi lainnya. Kondisi seperti ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional pasien.
Ada banyak perawatan psikologis yang tersedia untuk scopophobia. Salah satunya adalah terapi perilaku kognitif, yang menggunakan terapi berbicara, teknik relaksasi, dan terapi perilaku kognitif untuk membantu penderita mengatasi ketakutannya dan akhirnya melepaskan kondisi ini.
Serangan panik juga dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif. Serangan panik dapat terjadi secara tidak terduga atau tiba-tiba, sehingga pasien yang menjalani terapi perilaku kognitif akan mempraktikkan latihan pernapasan yang akan membantu mereka mengendalikan rasa takut.
Terapi perilaku kognitif sering kali digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan, psikoterapi, dan terapi perilaku kognitif. Tujuan pengobatan ini adalah membantu pasien mengatasi serangan panik dan kecemasan sehingga dapat hidup sehat tanpa takut diteliti atau dievaluasi secara negatif oleh orang lain. Terapi perilaku kognitif telah terbukti membantu banyak dalam menghilangkan rasa takut diamati oleh orang lain.
Sesi terapi perilaku kognitif biasanya berlangsung selama dua hingga empat jam. Pasien yang menderita skopofobia diberi instruksi oleh terapis mereka tentang bagaimana menghadapi situasi yang dihadapi saat berada di tempat umum seperti di mal, di restoran atau di sekolah.
Terapi Perilaku Kognitif juga berguna bagi mereka yang ingin mencoba hal-hal baru, karena dapat membantu mereka menemukan ketakutan mereka. dan ketakutan dapat diatasi dengan mencoba berbagai hal untuk mengatasinya. Bahkan mereka yang sangat takut diamati akan memiliki kesempatan untuk mengatasinya jika mereka tahu bagaimana menghadapinya. dengan cara yang positif.
Selain terapi perilaku kognitif, ada juga obat-obatan dan psikoterapi yang tersedia untuk penderita kondisi ini. Ini termasuk antidepresan dan anxiolytics yang dapat diresepkan oleh dokter.
Terapis akan memberi tahu pasiennya apa yang diharapkan dari terapi dan akan menunjukkan cara untuk mengatasi situasi dan menemukan cara untuk menaklukkan ketakutannya. Ini dapat mencakup: teknik relaksasi, hipnosis, suplemen herbal, biofeedback, dan berbagai jenis terapi perilaku kognitif.